Memulai koleksi uang kuno
Setiap orang mempunyai hobby yang
berbeda, ada yang senang menonton film, ada yang senang memancing, ada juga
yang senang mengumpulkan buku komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang
cukup langka adalah mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut
NUMISMATIK. Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh
informasi maupun "barangnya" itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini
sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.
Untuk menjadi seorang kolektor yang
baik, banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor
harus mempunyai minat dan kemauan untuk belajar. Ada beberapa literatur dan
perkumpulan yang dapat dijadikan acuan, seperti:
1. Katalog Uang Kertas Indonesia
cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
(sudah tidak diproduksi lagi)
3. Standard Catalog of World Paper
money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan
Mevius)
5. Katalog lelang dari berbagai
balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan
Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti
blog ini atau lain sebagainya
Dari sumber2 informasi tersebut di
atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:
(1) Jenis atau seri, contoh: seri
Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang
tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin baik kualitas suatu
uang tentu semakin mahal harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu
sangatlah penting bagi para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang.
Terdapat istilah2 khusus tentang kualitas uang kertas, seperti Uncirculated,
Extremely Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.
GRADING (Menentukan kualitas) uang kertas
Supaya tidak menimbulkan perbedaan
pendapat tentang kualitas suatu uang kertas maka kalangan numismatik
membutuhkan suatu standarisasi, yang disebut grading.
The international Bank Note Society
(IBNS) menerapkan standarisasi grading yang terdiri dari :
1. UNC atau Uncirculated : yaitu
keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih,
dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang
kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.
2. AU atau Almost Uncirculated :
keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling
seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak
boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti
aslinya, semua sudut harus tajam.
3. EF/XF atau Extremely Fine :
kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada
permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut
sedikit membundar.
4. VF atau Very Fine : uang kertas
telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan
vertikal dan horisontal namun tidak sobek.
5. F atau Fine : uang telah sering
terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor,
mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar,
warna masih jelas.
6. VG atau Very Good : uang telah
terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut
sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada
bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas
layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.
8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.
9. P atau Poor : uang telah rusak
berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang
besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian
tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak
dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang
yang sangat langka.
Ada kalanya kualitas suatu uang
kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai
istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:
1. VF+ (Very Fine Plus), berarti
grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF
2. VF++ (Very Fine Plus Plus)
berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF
3. aEF (About Extremely Fine),
berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF
4. UNC- (Uncirculated Minus),
berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan
Semua cacat yang terdapat pada uang
kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:
1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di
potong
5. Pressing (pernah di press atau
disetrika)
6. Cleaning, washing atau dicuci
dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa
tambalan atau lainnya
Adanya kondisi2 tertentu akan
menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.
Sekalipun telah ada standarisasi,
perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat
timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang
berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan
tidak terlibat dalam transaksi.